Dokter dan Farmasis, dua profesi yang menjadi penggerak utama bidang kesehatan. Kedua profesi tersebut memiliki peranan yang berbeda, tetapi perspektif dan tanggapan publik seringkali salah. Apa sih sebenarnya perbedaan dokter dan farmasis?
Bidang medis mencakup berbagai peran karir, termasuk apoteker dan dokter. Meskipun memiliki banyak kesamaan, apoteker dan dokter adalah profesi yang berbeda. Berbeda dengan bidang kedokteran yang banyak belajar tentang biologi dan organ tubuh, farmasi akan lebih banyak meracik berbagai senyawa kimia hingga menjadi produk yang bermanfaat dan sesuai kebutuhan. Selain itu, apoteker belajar dan bekerja dengan obat-obatan dan terapi untuk memastikan pasien menerima perawatan yang paling cocok dan efektif, sedangkan dokter bekerja secara langsung dengan pasien untuk mengevaluasi, mendiagnosa dan mengobati penyakit.
Di Institut Teknologi Bandung, Sekolah Farmasi memiliki dua jurusan yaitu Sains dan Teknologi Farmasi (STF) dan Farmasi Klinik dan Komunitas (FKK). STF berorientasi pada pengembangan produk kefarmasian, sedangkan FKK berorientasi pada pelayanan kefarmasian. Lulusan STF diharapkan mampu menerapkan ilmunya untuk pekerjaan di industri, pengawasan mutu, serta penelitian dan pengembangan produk farmasi, sedangkan lulusan FKK diharapkan mampu menerapkan ilmunya untuk melakukan praktek pelayanan farmasi agar obat sampai ke tangan pasien dengan baik, efektif, aman, dan informatif. Selain itu, prospek kedua jurusan cukup berbeda. STF bekerja di bidang industri obat-obatan, industri makanan, dan industri kosmetik, sedangkan FKK bekerja di bidang perdagangan, bidang farmasi komunitas, dan bidang kebijakan. Meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan bagi lulusan FKK untuk bekerja di bidang industri obat-obatan dan sebaliknya.
Apoteker merupakan sarjana farmasi yang telah lulus keprofesian apoteker dan mengucapkan sumpah apoteker. Seorang apoteker adalah farmasis, tetapi tidak seluruh farmasis adalah apoteker. Secara umum, peran apoteker juga terbagi menjadi dua, yaitu pada farmasi komunitas dan industri farmasi. Pada farmasi komunitas, apoteker berperan sebagai konsultan obat bagi dokter dan pasien. Apoteker harus mampu menjelaskan cara penggunaan obat, dosis, rute penggunaan, efek samping yang mungkin timbul, serta stabilitas obat dalam berbagai kondisi. Apoteker juga bertanggung jawab terhadap penjualan obat bebas kepada pasien. Pada industri farmasi, apoteker berperan sebagai anggota penelitian dan pengembangan, bertugas di bidang produksi, informasi ilmiah dan masalah perundang-undangan farmasi, promosi, informasi, dan pelayanan obat, serta penjualan dan pemasaran obat.
Setiap tahun, Hari Apoteker Sedunia atau World Pharmacist Day diperingati setiap 25 September. Hari Apoteker Sedunia ditetapkan oleh International Pharmaceutical Federation (FIP) pada tahun 2009 dalam kongresnya di Istanbul, Turki. Sejak itu, setiap tahun diadakan kegiatan untuk mempromosikan dan mendukung kontribusi apoteker terhadap layanan kesehatan. Tema World Pharmacist Day tahun ini adalah “Pharmacists Strengthening Health System”. Tema ini dipilih untuk meningkatkan kesadaran bahwa farmasis memiliki peran penting dalam pelayanan kesehatan di seluruh dunia setelah krisis Covid-19. Tema ini juga menggarisbawahi keahlian apoteker dalam memberikan informasi dan panduan berharga mengenai pengobatan, membantu pasien lebih memahami pengobatan mereka, dan memastikan penggunaan obat yang aman dan efektif. Dalam lanskap layanan kesehatan yang berkembang pesat, apoteker terus beradaptasi dan berinovasi, menunjukkan peran penting mereka dalam perawatan pasien dan sistem layanan kesehatan yang lebih luas (Srivastava, 2023).
“To all the dedicated pharmacy students out there, remember that you’re on a journey to make a positive impact on people’s lives through healthcare. Your hard work and commitment are the keys to unlocking a world of knowledge and helping others. Keep learning, stay passionate, and never underestimate the difference you can make. The future of healthcare is brighter with you in it!” 💊💉📚
#PharmacyDay2023 #FuturePharmacist
Referensi
Apresiasi: Monica, Risang Wisesa, Theresa Dora Glorya