Autism Spectrum Disorder (ASD) mempengaruhi 1 dari 36 anak. Anak laki-laki hampir 5 kali lebih mungkin menderita ASD dibandingkan anak perempuan. ASD adalah salah satu gangguan perkembangan yang sering terjadi di Amerika Serikat dibanding kanker, diabetes, dan AIDS. ASD tidak memburuk seiring bertambahnya usia. Individu dengan ASD bisa jadi sangat kreatif dan mempunyai passion dan kemampuan dalam musik, teater, seni, tari, dan menyanyi.
Berdasarkan National institute of Mental Health, Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah gangguan atau kelainan perkembangan yang mempengaruhi komunikasi dan perilaku penderita. Orang dengan ASD mengalami kesulitan berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain, memiliki minat terbatas, perilaku berulang, kesulitan dalam keterampilan sosial, sekolah, pekerjaan, serta komunikasi non verbal. Autism bukanlah suatu kondisi medis yang memerlukan pengobatan atau penyembuhan. Autism bukanlah suatu penyakit, namun autism mempengaruhi cara kerja otak Anda dan akan terus diderita sepanjang hidup.
Prevalensi
World Health Organization (WHO) memperkirakan prevalensi Autism Spectrum Disorder (ASD) secara internasional sebesar 0,76%; namun, angka ini hanya mencakup sekitar 16% dari populasi anak di seluruh dunia. Diperkirakan di seluruh dunia sekitar 1 dari 100 anak menderita autisme (1). Perkiraan ini mewakili angka rata-rata, dan prevalensi yang dilaporkan sangat bervariasi antar penelitian. Namun, beberapa penelitian yang terkontrol dengan baik melaporkan angka yang jauh lebih tinggi. Prevalensi autisme di banyak negara berpendapatan rendah dan menengah tidak diketahui.
Gejala Autism
Dilansir dari laman WHO, gejala dari autisme dapat terdeteksi pada usia dini, namun tidak menutup kemungkinan untuk tidak terdeteksi hingga usia lanjut. Gejala umum dari autisme yang dapat dideteksi sejak usia dini biasanya berkaitan dengan gangguan keterampilan komunikasi dan interaksi sosial yang mencakup tidak adanya respons saat dipanggil, belum nampak ekspresi wajah seperti marah, sedih maupun senang pada usia 9 bulan. Selain itu, gejala autisme lain yang dapat muncul pada anak-anak diantaranya adalah menjauhi kontak mata, cenderung terus-menerus berdiam diri dan tidak mempedulikan orang lain serta lingkungan di sekitarnya. Nampak pula gejala berupa perilaku menyusun secara sejajar mainan maupun benda lain di sekitarnya, serta seringnya mengulangi kata ataupun frasa ketika berkomunikasi.
Pada sebagian besar penderita autisme, gejala lain yang dapat nampak adalah terhambatnya keterampilan dalam bergerak, keterampilan bahasa serta keterampilan kognitif. Aktivitas fisik yang cenderung sangat tinggi atau hyperactive dapat pula terdeteksi pada penderita autisme. Dari segi suasana hati, biasanya gejala yang timbul berupa kecemasan, stres atau kekhawatiran yang sangat berlebihan. Selain dari segi suasana hati, gejala yang dapat terdeteksi pun nampak pada kebiasaan sulit untuk tidur hingga memiliki masalah pencernaan seperti sembelit.
Penyebab Autism
Dalam upaya penekanan risiko autisme, ada beberapa hal yang perlu untuk diketahui yakni terkait dengan penyebab autisme yang berkaitan sangat erat dengan faktor lingkungan seperti terpapar polusi udara, penggunaan obat-obatan serta paparan dari zat berbahaya dan juga faktor genetik. Faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengidap autisme adalah memiliki saudara kandung yang mengidap autisme, memiliki kelainan genetik, serta dapat pula disebabkan oleh adanya komplikasi yang terjadi saat kelahiran. Selain itu, adanya kelainan struktural yang muncul pada otak turut menjadi faktor penyebab timbulnya autisme.
Jenis-Jenis Autism
- Asperger’s Syndrome : anak-anak dengan Sindrom Asperger pada umumnya akan menghadapi kesulitan ketika mencoba memahami atau menguraikan gerak tubuh yang ekspresif. Mereka yang mengidap kondisi ini mungkin juga memiliki minat yang serius, kadang-kadang berlebihan terhadap beberapa mata pelajaran tertentu, sering kali menunjukkan tingkat wawasan yang tinggi dan bahkan dapat digambarkan sebagai orang yang terampil.
- Rett Syndrome : Kebanyakan bayi dengan sindrom Rett tampaknya berkembang seperti yang diharapkan pada enam bulan pertama kehidupannya. Bayi-bayi ini kemudian kehilangan keterampilan yang mereka miliki sebelumnya — seperti kemampuan merangkak, berjalan, berkomunikasi atau menggunakan tangan mereka.
- Youth Disintegrative Disorder : suatu kondisi di mana anak-anak berkembang secara normal hingga usia 3 tahun. Kemudian, selama beberapa bulan, mereka kehilangan keterampilan bahasa, motorik, sosial, dan lainnya yang telah mereka pelajari.
- Kanner’s Syndrome : kondisi ini juga dikenal dengan nama Classic Autistic Disorder. Anak-anak dengan kondisi ini sering menunjukkan gejala-gejala yang dianggap sebagai praktik umum ketidakseimbangan mental — kesulitan memahami atau berbicara dengan orang lain.
- Inescapable Development Mental Disorder : ini adalah jenis ketidakseimbangan kimia ringan yang dapat membuat anak-anak mengalami penundaan formatif atau sosial, seperti berjalan-jalan dan berbicara lebih lambat dibandingkan anak-anak lain.
Treatment
Berbagai intervensi harus dilakukan dari masa kanak-kanak hingga sepanjang masa hidup, sehingga dapat mengoptimalkan perkembangan, kesehatan, kesejahteraan, dan kualitas hidup penderita autis. Akses tepat waktu terhadap intervensi psikososial sejak dini dapat meningkatkan kemampuan anak autis untuk berkomunikasi secara efektif dan berinteraksi sosial. Pemantauan perkembangan anak sebagai bagian dari pelayanan kesehatan ibu dan anak dianjurkan secara rutin.
Setelah autism terdiagnosis, penting untuk pengasuh mereka diberikan informasi, layanan, rujukan, dan dukungan praktis yang relevan, sesuai dengan kebutuhan dan preferensi individu mereka dan yang terus berkembang.
Kebutuhan layanan kesehatan bagi penyandang autisme sangatlah kompleks dan memerlukan serangkaian layanan terpadu, yang mencakup promosi kesehatan, perawatan, dan rehabilitasi. Kolaborasi antara sektor kesehatan dan sektor lain, khususnya pendidikan, ketenagakerjaan dan pelayanan sosial, sangatlah penting.
Intervensi terhadap penyandang autisme dan disabilitas perkembangan lainnya perlu dirancang dan dilaksanakan dengan partisipasi orang-orang yang hidup dengan kondisi tersebut. Kepedulian perlu disertai dengan tindakan di tingkat komunitas dan masyarakat untuk meningkatkan aksesibilitas, inklusivitas, dan dukungan.
Referensi